Kamis, 17 Mei 2012

Yang Masuk Rekor Muri

Pengibaran Bendera Merah Putih di Pulau Sebatik

merah putih sebatik
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menyaksikan pemecahan rekor Muri pengibaran Bendera Merah Putih sepanjang 1.000 meter persegi yang digelar di laut Pulau Sebatik yang dilakukan peserta penyelam Sekolah Selam Pramuka Indonesia Kaltim dalam rangka Perkemahan Bakti Satuan Karya Bahari (Perti Saka Bahari), Selasa (10/1).
Perti Saka Bahari digelar sejak 28 Desember 2011 yang dimulai di Jakarta. Pemecahan rekor Muri tersebut hadir juga Asisten IV Setprov Kaltim Dr HM Aswin, Kepala Bappeda Kaltim Rusmadi, Danrem 091 ASN Kaltim Kolonel Inf Ganif Warsito, Kapolda Kaltim Irjen Pol Bambang Widaryatmo dan Ketua Kwartir Kaltim H Hatta Zainal.
Awang Faroek mengatakan memberikan apresiasi tinggi  kepada seluruh peserta Perti Saka Bahari yang digelar di Sebatik, tepatnya di Desa Sungai Nyamuk. Menurutnya, ini merupakan kebanggaan bagi masyarakat Kaltim. Sebab, jika melihat luas Indonesia yang memiliki kepulauan yang terbesar didunia, yaitu seluas 7,7 juta kilometer.
“Karena di Kaltim juga memiliki pulau-pulau yang kecil, baik yang teridentifikasi dan belum terdata. Nah, Pulau Sebatik ini, tepatnya bagian dari Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga. Sehingga, pulau ini menjadi beranda terdepan Indonesia dan sudah seharusnya tampil cantik,” ujar Awang Faroek dalam sambutannya.
Dengan tampil cantik, maka jika ada yang berkunjung ke Indonesia, khusus ke Pulau Sebatik tentu akan melihat Indonesia yang memiliki keindahan. Karena itu, Perti Saka Bahari ini akan membawa Pulau Sebatik menjadi terkenal secara luas, baik internasional dan nasional.
“Makanya, Pemerintah Provinsi sudah bertekat Pulau Sebatik menjadi garis perbatasan di Kalimantan Timur yang panjangnya 1.038 kilometer akan menjadi beranda Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan, kita akan terus bangun infrastrukturnya, termasuk wilayah perbatasan yang berada di Kabupaten Kutai Barat dan Malinau,” jelas Awang.
Perti Saka Bahari ini, lanjut dia, tentu menjadi pendorong Pemprov Kaltim dalam mendukung perkembangan Pulau Sebatik termasuk memberikan motivasi kepada Pemkab Nunukan agar segera mempersiapkan kekurangan yang ada di Sebatik, sehingga ke depan Sebatik dapat ditingkatkan statusnya menjadi kota.
“Karena kita tahu Sebatik merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Tawau, sehingga jika Tawau berkembang, maka Sebatik juga berkembang. Harapannya masyarakat di Sebatik juga dapat sejahtera,” harap Awang.
Sementara itu, Ketua Kwartir Daerah Kaltim H Hatta Zainal menyambut baik pelaksanaan Perti Saka Bahari. Karena, kegiatan tersebut mendukung generasi muda untuk mengenal nusantara yang ada di Indonesia, terutama di Kaltim.
“Saya berharap kegiatan ini terus berlanjut, sehingga ke depan wawasan kebangsaan generasi muda dapat ditumbuhkan, dengan begitu keutuhan NKRI tetap menjadi utama menuju masyarakat yang sejahtera. Bahkan, kegiatan yang dilaksanakan di Sebatik dapat memberikan pengetahuan kepada seluruh peserta tentang daerah ini, sehingga ketika mereka pulang ke daerahnya masing-masing dapat memberikan informasi kepada keluarga dan pemerintah di daerahnya agar mengenal Pulau Sebatik ini,” harap Hatta.
Selain itu, Kadispora Kaltim Dr H Sigit Muryono menyebut peserta Perti Saka Bahari diikuti seluruh pramuka pecinta kehidupan di laut dengan jumlah 1.200 orang, yang puncaknya digelar di Pulau Sebatik. Apalagi, perjalanan yang dilakukan seluruh peserta cukup lama.
Kegiatan tersebut mengambil start dari DKI Jakarta sejak 28 Desember 2011 menggunakan kapal perang TNI Angkatan Laut. Kemudian, dilanjutkan di Surabaya, Makassar. Kemudian, setelah dari Makassar, pada 3 Januari 2012 rombongan peserta tiba di Balikpapan. Setelah di Balikpapan dilanjutkan dengan berlayar ke Berau pada 5 Januari 2011 dan 6 Januari 2011 tiba di Tarakan. Dari Tarakan, seluruh peserta berkumpul di Pulau Sebatik sejak 7 Januari 2011 dan berakhir pada 12 Januari ini.
“Kehidupan yang dilakukan peserta tersebut, semua dijalani di kapal yang jumlahnya sebanyak 750 sampai 1.000 orang. Dari perjalanan tersebut, setiap persinggahan para peserta Perti Saka Bahari dinaikkan yang selanjutnya bersama-sama menuju Pulau Sebatik melalui perjalanan laut. Insya Allah Bapak Gubernur akan hadir pada puncak pelaksanaan tersebut,” sambung Sigit.
Perti Saka Bahari tersebut bertujuan dalam rangka menumbuhkan rasa kecintaan generasi muda terhadap kehidupan bahari dan maritim. Apalagi, wilayah Indonesia sebagian besar area kelautan.
“Karenanya, memang hal ini perlu ditumbuhkan kecintaan terhadap dunia kebaharian itu. Selain itu, ini juga menunjukkan bahwa Sebatik merupakan beranda depan NKRI yang perlu dipertahankan dan dikembangkan pembangunannya. Bahkan, Sebatik merupakan pintu gerbang Negara kita terhadap Negara tetangga. Insya Allah peserta semua dihadiri dari 33 Provinsi di Indonesia,” jelas Sigit.
Seluruh peserta di Sebatik akan melakukan Bakti Sosial, seperti membantu pesantren-pesantren yang berada di sana, misalnya yang kekurangan air dan perlu renovasi pembangunan gedungnya. Bahkan yang terpenting, lanjut Sigit, peserta akan memasangkan Pompa Dragon untuk seluruh masyarakat di Sebatik, terutama yang lokasinya berada di Desa Sungai Nyamuk Pulau Sebatik.
“Bantuan tersebut seluruhnya diberikan oleh Mabes Angkatan Laut (AL) dan mitra kerjasama yang selalu mendukung kegiatan bakti sosial yang digelar Mabes AL. Bahkan, Mabes AL bersama mitra kerjasama juga melakukan bakti sosial pemasangan instalasi listrik untuk masyarakat yang tidak mempunyai penerangan setiap harinya.  Kami berharap, mudah-mudahan apa yang diberikan kepada masyarakat di Desa Sungai Nyamuk tersebut dapat bermanfaat dalam kehidupan hari-hari mereka,” pungkas Sigit.
Sementara, untuk pemecahan rekor muri, penyelam-penyelam yang telah dilatih memecahkan rekor tersebut di Pulau Sebatik yang sebelumnya pernah dipecahkan di Situbondo. Mereka mengibarkan bendera merah putih dari dasar laut hingga membentang ke atas permukaan laut kemudian dibentangkan di sela-sela pohon kelapa di pinggiran pantai Pulau Sebatik.
“Peserta yang melakukan penyelaman tersebut semua anggota Pramuka Kaltim dan telah terlatih untuk persiapan pemecahan rekor tersebut. Alhamdulillah inilah puncak Perti Saka Bahari,” ujar Sigit Muryono

Taplak Manik-Manik 
 

(Vibizdaily-Sosbud) Taplak meja terbuat dari ayaman manik-manik dengan ukiran khas Dayak Kalimantan Timur dikerjakan oleh 120 ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok UKM (Usaha Kecil Menengah) di Samarinda, Kalimantan Timur berhasil tercatat dalam buku Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai taplak meja terpanjang di Indonesia.

Dilaporkan di Samarinda, Kamis bahwa penganugerahan rekor MURI tersebut berlangsung pada pembukaan Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam yang berlangsung di Stadion Madya Sempaja, Samarinda, Kaltim.

"Taplak meja itu dikerjakan oleh kelompok UKM dengan swadaya mereka sendiri," ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kaltim, Ferminus Kunum.

Taplak meja dengan bahan baku manik-manik sepanjang 100 meter dan lebar 50 centimeter adalah yang tamplak meja manik-manik terpanjang di Indonesia.

"Beratnya mencapai 600 kilogram dan pada saat penganugerahan rekor MURI dibawa sekitar 103 orang. Pengerjaan taplak meja itu dilakukan selama 21 hari," imbuh dia.

Merangkai ayaman manik-manik merupakan salah satu unggulan kerajinan tangan khas Kaltim yang dipromosikan pada Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam.

"Kami berharap, dengan masuknya taplak meja manik-manik itu dalam rekor MURI, akan memberikan peluang promosi wisata pada kerajinan tangan khas Kaltim," katanya berharap.

Selama ini, kerajinan manik-manik kurang mendapat perhatian sehingga melalui Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam itu dijadikan ajang promosi untuk mengembangkan kerajinan khas Kaltim tersebut.

Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak mengaku bangga atas masuknya taplak meja manik-manik tersebut dalam MURI.

"Ini menjadi kebanggaan masyarakat Kaltim,sebab taplak meja itu merupakan taplak meja terpanjang di Indonesia, bahkan dunia," ungkap Awang Faroek Ishak.

Awang Faroek Ishak berharap, dengan tercatatnya taplak meja manik-manik itu dalam rekor MURI dapat menjadi motivasi bagi pengrajin untuk terus mengembangkan berbagai kerajinan tangan yang terbuat dari manik-manik.

Pemerintah Provinsi Kaltim kata Awang Faroek Ishak, terus mengembangkan bebagai potensi wisata budaya dan wisata alam untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kaltim.

"Kami akan terus memberi dukungan untuk mengembangkan berbagai potensi wisata yang ada di Kaltim untuk menarik wisatawan berkunjung," ujar dia.

Kaltim juga akan mematenkan produk seni budaya dan kerajinan tangan khas Kaltim agar tidak mudah diklaim negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar