De Groote Merken !
Merek paling Terkenal !
Imp. Jacoberg / Importir Jacoberg
Jacobson van den Berg & Co.
Tuan dan Nyonya Belanda sedang minum-minum,
diantar oleh pelayan dari negeri jajahan
diantar oleh pelayan dari negeri jajahan
Sole Importers
Jacobson van den Berg & Co
Samarang, Soerabaya, Batavia, Bandoeng
Cheribon, Makassar, Palembang, Bandjermasin
Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.1
Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.2
Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.3
Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.4
Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.5
Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.6
Iklan Kuno berbagai Merk Rokok jadul - No.7
8 bh. Iklan Kuno dari Jacobson van den Berg & Co,
Perusahaan Importir di Batavia, pada Jaman Belanda (Nederlandsch Indie).
Perusahaan Importir di Batavia, pada Jaman Belanda (Nederlandsch Indie).
1 bh. Iklan minuman keras dan 7 bh. iklan rokok impor.
Ukuran iklan: rata-rata ukuran Folio dan A4.
Bagian belakang iklan: masing-masing semuanya Blank / kosong.
Iklan2 dari kertas jadul yang tebal.
Termasuk 2 bh. bungkus Rokok Jadul yang ada bersama-sama iklan2 kuno tsb.
Jacobson
van den Berg & Co didirikan pada 1 Juni 1860, memiliki kantor di Jl.
Kalibesar 111, Jakarta Barat. Gedungnya terkenal hingga saat ini dengan nama Toko
Merah. Perusahaan
yang bergerak di bidang asuransi dan industri itu merupakan salah satu
dari The Big Five (lima perusahaan raksasa milik Belanda), selain Internatio,
Lindeteves, Borsumij dan Geo Wehry.
The
Big Five membentuk sebuah trading house yang kuat dan menguasai jaringan bisnis
perdagangan, produksi, jasa, industri, serta distribusi di berbagai negara.
Pada
zaman Belanda, NV Jacobson merupakan salah satu perusahaan raksasa yang
memiliki jaringan tersebar di seluruh dunia dan memiliki cabang di seluruh kota
di Nusantara. Setelah Jepang menaklukkan Hindia Belanda (1942-1945), sejumlah
karyawan Belanda, khususnya yang menduduki jabatan tinggi di Jacobson van den
Berg dan empat perusahaan lainnya, raib tidak ketahuan rimbanya - diduga dibantai oleh Dai Nippon.
Dalam
buku Toko Merah Saksi Kejayaan Batavia Lama di Tepian Muara Ciliwung, Thomas B
Ataladjar menulis bahwa pada 1946 — setelah NICA berkuasa kembali di Jakarta —
perusahaan raksasa NV Jacobson van den Berg kembali menempati gedung lamanya
itu, yakni Toko Merah. Melihat Toko Merah kita jadi ingat pada NV Jacobson van
den Berg, sebuah perusahaan dagang Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1957
(pada masa Bung Karno), dan pernah menempati gedung serba merah tersebut.
Ketika dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia sebagai hasil
dari Konperensi Meja Bundar (KMB) Den Haag pada tahun 1949, masih banyak
persoalan yang belum tuntas.
Bung Karno yang tidak sabar, karena persoalan daerah paling timur Indonesia itu tidak kunjung selesai, pada 13 Pebruari 1956 memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda. Keputusan Bung Karno itu disambut hangat oleh rakyat Indonesia. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang masih beroperasi diambil alih. Dalam pidatonya melalui RRI Bung Karno mengancam agar para buruh mengambil alih semua perusahaan Belanda bila tidak mau menyerahkan Irian Barat (Papua) kepada Indonesia.
Begitu mendengar pidato Bung Karno itu, para buruh langsung mengambil alih perusahaan milik Belanda, termasuk NV Jacobson van den Berg.
Perkebunan
dan perbankan milik Belanda juga dinasionalisasi.
Bank-bank
peninggalan Belanda, setelah dilebur, menjadi Bank Mandiri.
Sedangkan
The Big Five kemudian dilebur menjadi PT Dharma Bhakti.
Sumber:
http://alwishahab.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar