Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada halangan bagi seorang mukmin untuk membangun rumah tangga, karena Allah memberi rizki setiap makhluk hidup yang ada di bumi dengan Lailaha illallah.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Tidak ada halangan bagi seorang mukmin untuk membangun rumah tangga, karena Allah memberi rizki setiap makhluk hidup yang ada di bumi dengan Lailaha illallah.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang menikah, ia telah menjaga separuh agamanya. Maka takutlah kepada Allah dalam separuh sisanya.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Barangsiapa yang menikah, ia telah menjaga separuh agamanya. Maka takutlah kepada Allah dalam separuh sisanya.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada bangunan di dalam Islam yang lebih dicintai oleh Allah daripada pernikahan.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Tidak ada bangunan di dalam Islam yang lebih dicintai oleh Allah daripada pernikahan.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang mencintai fitrahku, maka hendaknya ia mengikuti sunnahku dan di antara sunnahku adalah menikah.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Barangsiapa yang mencintai fitrahku, maka hendaknya ia mengikuti sunnahku dan di antara sunnahku adalah menikah.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang telah mampu menikah lalu tidak menikah, maka ia bukan golonganku.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Barangsiapa yang telah mampu menikah lalu tidak menikah, maka ia bukan golonganku.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Datangkan rizki melalui pernikahan.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Datangkan rizki melalui pernikahan.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang tidak menikah karena takut pada kefakiran, maka ia telah berburuk sangka kepada Tuhannya, karena Allah swt berfirman: ‘Jika kamu fakir, aku akan mencukupinya dari karunia-Nya (An-Nur: 32)’.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Barangsiapa yang tidak menikah karena takut pada kefakiran, maka ia telah berburuk sangka kepada Tuhannya, karena Allah swt berfirman: ‘Jika kamu fakir, aku akan mencukupinya dari karunia-Nya (An-Nur: 32)’.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Wahai pemuda, menikahlah dan jauhi perzinaan. Sesungguhnya zina itu mencabut keimanan dari hatimu.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Wahai pemuda, menikahlah dan jauhi perzinaan. Sesungguhnya zina itu mencabut keimanan dari hatimu.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Nikahi perempuan, karena sesungguhnya mereka datang bersama harta.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Nikahi perempuan, karena sesungguhnya mereka datang bersama harta.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata bahwa Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Syafaat yang paling utama adalah saling memberi syafaat antara pasangan suami-isteri sehingga Allah menghimpun diantara keduanya.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Syafaat yang paling utama adalah saling memberi syafaat antara pasangan suami-isteri sehingga Allah menghimpun diantara keduanya.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Hendaknya kamu menikah, karena denganmu umatku bertambah banyak pada hari kiamat, sehingga anak yang keguguran ia akan datang menunggu di pintu surga. Lalu dikatakan kepadanya: masuklah ke surga. Ia menjawab: Tidak, sehingga kedua orang tuaku masuk ke surga sebelumku.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Hendaknya kamu menikah, karena denganmu umatku bertambah banyak pada hari kiamat, sehingga anak yang keguguran ia akan datang menunggu di pintu surga. Lalu dikatakan kepadanya: masuklah ke surga. Ia menjawab: Tidak, sehingga kedua orang tuaku masuk ke surga sebelumku.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Dua rakaat shalat yang dilakukan oleh orang yang menikah lebih utama dari shalat yang dilakukan orang yang bujangan dalam qiyamul layl dan puasa di siang harinya.” (Makarimul Akhlaq: 197)
“Dua rakaat shalat yang dilakukan oleh orang yang menikah lebih utama dari shalat yang dilakukan orang yang bujangan dalam qiyamul layl dan puasa di siang harinya.” (Makarimul Akhlaq: 197)
Rasulullah saw bersabda:
“Mayitmu yang paling hina adalah mayit yang bujang.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Mayitmu yang paling hina adalah mayit yang bujang.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Wahai kaum muda, barangsiapa yang punya kemampuan untuk menikah, maka menikahlah, Karena dengan menikah dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya rajin berpuasa, karena hal itu dapat mengurangi nafsu birahi.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Wahai kaum muda, barangsiapa yang punya kemampuan untuk menikah, maka menikahlah, Karena dengan menikah dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya rajin berpuasa, karena hal itu dapat mengurangi nafsu birahi.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Dua rakaat shalat yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah lebih utama dari tujuh puluh rakaat shalat yang dilakukan oleh orang bujangan.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Dua rakaat shalat yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah lebih utama dari tujuh puluh rakaat shalat yang dilakukan oleh orang bujangan.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Seorang yang semakin cinta pada isterinya, maka semakin utama imannya.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Seorang yang semakin cinta pada isterinya, maka semakin utama imannya.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Perbanyaklah kebaikan melalui isteri.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Perbanyaklah kebaikan melalui isteri.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Nikahlah dan jangan mentalak, karena sesungguhnya talak menggoncangkan arasy.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Nikahlah dan jangan mentalak, karena sesungguhnya talak menggoncangkan arasy.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Nikahlah dan jangan mencerai, karena sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang banyak menikah dan banyak mencerai.” (Makarimul Akhlaq: 196)
“Nikahlah dan jangan mencerai, karena sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang banyak menikah dan banyak mencerai.” (Makarimul Akhlaq: 196)
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang ingin menjumpai Allah dalam keadaan suci dan disucikan, maka hendaknya ia menjumpai-Nya dengan isteri yang sholehah.” (Makarimul Akhlaq: 197)
“Barangsiapa yang ingin menjumpai Allah dalam keadaan suci dan disucikan, maka hendaknya ia menjumpai-Nya dengan isteri yang sholehah.” (Makarimul Akhlaq: 197)
Imam Ali Zainal Abidin (sa) berkata:
“Barangsiapa yang menikah karena Allah azza wa jalla dan untuk menyambung keluarga, ia akan menghadap Allah dengan mahkota kerajaan.” (Makarimul Akhlaq: 198)
“Barangsiapa yang menikah karena Allah azza wa jalla dan untuk menyambung keluarga, ia akan menghadap Allah dengan mahkota kerajaan.” (Makarimul Akhlaq: 198)
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang diberi kemudadahan dan belum juga menikah, maka ia bukan golonganku.” (Makarimul Akhlaq: 198)
“Barangsiapa yang diberi kemudadahan dan belum juga menikah, maka ia bukan golonganku.” (Makarimul Akhlaq: 198)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang melangsungkan akad nikah ketika bulan berada di bintang ‘aqrab (scorpio), maka ia tidak akan melihat kebaikan.” Dalam riwayat yang lain dikatakan: “Makruh hukumnya melangsungkan akad nikah hari Mahaq. “(Makarimul Akhlaq: 198)
Hari Mahaq adalah tgl 29 dan 30 hijriyah.
“Barangsiapa yang melangsungkan akad nikah ketika bulan berada di bintang ‘aqrab (scorpio), maka ia tidak akan melihat kebaikan.” Dalam riwayat yang lain dikatakan: “Makruh hukumnya melangsungkan akad nikah hari Mahaq. “(Makarimul Akhlaq: 198)
Hari Mahaq adalah tgl 29 dan 30 hijriyah.
Rasulullah saw bersabda:
“Perempuan yang paling utama dari umatku adalah yang paling bagus wajahnya dan paling sedikit maharnya.” (Makarimul Akhlaq: 198)
“Perempuan yang paling utama dari umatku adalah yang paling bagus wajahnya dan paling sedikit maharnya.” (Makarimul Akhlaq: 198)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Diantara keberkahan perempuan adalah yang sedikit maharnya dan memudahkan kelahirannya. Dan kesialan perempuan adalah yang memberatkan maharnya dan menyulitkan kelahirannya.” (Makarimul Akhlaq: 198)
“Diantara keberkahan perempuan adalah yang sedikit maharnya dan memudahkan kelahirannya. Dan kesialan perempuan adalah yang memberatkan maharnya dan menyulitkan kelahirannya.” (Makarimul Akhlaq: 198)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Kesialan terdapat dalam tiga sesuatu: kendaraan, perempuan, dan rumah. Kesialan perempuan adalah yang mahal maharnya, dan sulit klahirannya. Kesialan kendaraan adalah sedikit tali kendalinya dan buruk bentuknya. Adapun kesialan rumah adalah kesempitannya, keburukan tetangganya.” (Makarimul Akhlaq: 198)
“Kesialan terdapat dalam tiga sesuatu: kendaraan, perempuan, dan rumah. Kesialan perempuan adalah yang mahal maharnya, dan sulit klahirannya. Kesialan kendaraan adalah sedikit tali kendalinya dan buruk bentuknya. Adapun kesialan rumah adalah kesempitannya, keburukan tetangganya.” (Makarimul Akhlaq: 198)
Rasulullah saw bersabda:
“Menikahlah niscaya kamu akan mendapatkan rizki, karena sesungguhnya pada perempuan ada keberkahan.” (Makarimul Akhlaq: 198)
“Menikahlah niscaya kamu akan mendapatkan rizki, karena sesungguhnya pada perempuan ada keberkahan.” (Makarimul Akhlaq: 198)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Kesialan itu terdapat pada perempuan, kuda, dan rumah.” (Makarimul Akhlaq: 198)
“Kesialan itu terdapat pada perempuan, kuda, dan rumah.” (Makarimul Akhlaq: 198)